Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (APIK PTMA) bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyelenggarakan Kick off Konferensi Penyiaran Indonesia 2024 (04/07) . Acara ini dikemas dengan peluncuran logo Konferensi Penyiaran Indonesia, Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dan Seminar Nasional.
Seminar Nasional mengambil tema “Peluang dan Tantangan Industri Penyiaran Indonesia di Era Transformasi Digital”. Acara seminar menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya: Angga Prianca, L.LM (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Ermaya Suradinata (Ketua Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Amin Shabana (Komisi Penyiaran Indonesia), Dr. Makroen Sanjaya (Direktur TV Muh), dan Muhammad Rafiq (Ketua Asosiasi Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Dalam kesempatan itu, Wayan Tony Supriyanto, S.T., M.M selaku Dirjen Pelayanan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika juga turut hadir menjadi keynote speaker.
Dr. Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A selaku Ketua Umum APIK PTMA menyampaikan rasa terima kasihnya kepada KPI yang telah memberikan kesempatan kepada APIK PTMA untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan Konferensi Penyiaran Indonesia. Konferensi Penyiaran Indonesia 2024 rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 29-31 Oktober 2024 di UMJ. Rangkaian acara terdiri dari Seminar, Call of Paper, Workshop, dan Kompetisi. Sementara itu, Prof. Dr. Muchlas, M.T (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Muhammadiyah), memberikan pesan kepada KPI dan elemen terkait dalam kaitannya dengan proses Revisi Rancangan Undang-Undang Penyiaran, menurutnya revisi RUU Penyiaran harusnya dilihat dalam berbagai aspek bukan hanya aspek hukum saja, namun juga sosial, politik, dan budaya. Hal ini karena penyiaran saat ini telah berkembang luas, seiring dengan perkembangan teknologi digital.